Demam dan hipertermia
Demam adalah peningkatan suhu tubuh karena pengaturan ulang termostat
di hipotalamus. Suhu tubuh selalu diusahakan untuk dipertahankan. Pada
umumnya, demam disebabkan oleh infeksi dan stres. Pengaturan termostat
tubuh akan menimbulkan sensasi dingin di seluruh tubuh, yang kadang akan
menunjukkan kedinginan dan menggigil. Jika rekaman dalam termostat
dihentikan, maka demam akan berhenti dan tubuh akan merasa hangat
kembali.
Termostat dapat dihentikan oleh biochemical messengers, yang disebut endogenous pyrogen
(EP), yang terdiri dari interleukin (IL-1 dan IL-6) yang dikeluarkan
dari makrofag, yang diaktivasi oleh hipotalamus. Stimulasi peningkatan
suhu tubuh ditimbulkan oleh infeksi dan olahraga.
Peningkatan produksi panas tubuh akan mengakibatkan peningkatan
konsumsi oksigen, produksi karbon dioksida dan peningkatan curah
jantung. Jika terjadi peningkatan suhu tubuh maka konsumsi oksigen ke
otak akan menurun, akibat terjadinya peningkatan konsumsi oksigen pada
organ lain tentunya akan menyebabkan iskemik yang meluas.
Menurut Molton (2005), respon tubuh terhadap hipertermi seperti demam
dan terjadinya peningkatan aliran darah ke otak dapat mengakibatkan
peningkatan tekanan intra-kranial (TIK). Peningkatan tekanan
intra-kranial sering menyebabkan kematian. Untuk itu, perlu sekali
dilakukan kontrol terhadap peningkatan suhu untuk menghindari
peningkatan tekanan intra kranial dan perluasan area iskemik.
Manfaat menurunkan suhu inti untuk menghindari kerusakan yang luas
dan komplikasi pada otak. Menurut Dr. Ginsberg, variasi temperature
sangat erat kaitannya dengan injuri neuronal meliputi penurunan
pengeluaran glutamate, mekanisme radikal bebas, depolarisasi iskemik,
dan aktifitas kinase, terjaganya aliran darah ke otak dan sitoskeleton,
serta penekanan mekanisme inflamasi. Berdasarkan hasil penelitian,
penurunan suhu dapat meningkatkan kadar glutamate dan menghindari
perluasan iskemik dengan adanya hidroksil radikal.
Menurut Steiner, penurunan temperature otak dapat dilakukan dengan
menurunkan suhu kulit atau suhu sentral/inti. Meskipun target dan
lamanya pendinginan masih diperdebatkan tetapi terapi hipotermi sangat
mudah dilakukan dan aman. Penurunan suhu permukaan atau suhu kulit dapat
dilakukan dengan memberikan alkohol (+air), selimut pendingin dan
matras pendingin. Metode ini dapat dilakukan selama 3,5-6,5 jam untuk
menurunkan suhu inti sampai 32ÂșC.
Heat Exhaustion dan Heat Stroke
Panas yang hebat (Heat Exhaustion) dapat
menyebabkan kolaps karena hipotensi, akibat (1) penurunan volume plasma
darah akibat semakin besarnya volume pengeluaran keringat, sehingga akan
menurunkan CO jantung; dan (2) dilatasi berlebih pada pembuluh darah
kulit sehingga menurunkan resistensi perifer. Sedang, serangan panas (heat stroke)
akan menyebabkan rusaknya sistem regulasi panas di otak, sehingga suhu
tubuh menjadi semakin panas. Hal ini akan mengakibatkan umpan balik
positif, yang mengakibatkan semakin meningkatnya suhu tubuh,
meningkatnya metabolisme tubuh dan produksi panas yang terus
berlangsung. Keadaan ini akan menunjukkan gejala kolaps, tidak sadar, delirium, seizures. Serangan ini diakibatkan oleh overesktensi panas lingkungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar