Mekanisme Menggigil
Demam adalah peningkatan titik
patokan (set-point) suhu di hipotalamus. Dengan meningkatkan titik
patokan tersebut, maka hipotalamus mengirim sinyal untuk mningkatkan
suhu tubuh. Tubuh berespons dengan menggigil dan meningkatkan
metabolisme basal.
Demam timbul sebagai respons
terhadap pembentukan interleukin-1, yang disebut pirogen endogen.
Interleukin-1 dibebaskan oleh neutrofil aktif, makrofag, dan sel-sel
yang mengalami cedera. Interlekin-1 tampaknya menyebabkan panas dengan
menghasilkan prostaglandin yang merangsang hipotalamus
(http://iwansain.wordpress.com/2007/10/03/pengaturan-suhu-tubuh-thermoregulasi/)
Bila pengeluaran panas melebihi
pemasukan panas, maka termostat ini akan berusaha menyeimbakan suhu
tersebut dengan cara memerintahkan otot-otot rangka kita untuk
berkontraksi(bergerak) guna menghasilkan panas tubuh. Kontraksi
otot-otok rangka ini merupakan mekanisme dari menggigil. Contohnya,
seperti saat kita berada di lingkungan pegunungan yang hawanya dingin,
tanpa kita sadari tangan dan kaki kita bergemetar (menggigil). Hal ini
dimaksudkan agar tubuh kita tetap hangat. Karena dengan menggigil
itulah, tubuh kita akan memproduksi panas. Hal diatas tersebut merupakan
proses fisiologis (keadaan normal) yang terjadi dalam tubuh kita
manakala tubuh kita mengalamiperubahan suhu. Lain halnya bila tubuh
mengalami proses patologis (sakit). Proses perubahan suhu yang terjadi
saat tubuh dalam keadaan sakit lebih dikarenakan oleh toksis (racun)
yang masuk kedalam tubuh. Umumnya, keadaan sakit terjadi karena adanya
proses peradangan (inflamasi) di dalam tubuh. Proses peradangan itu
sendiri sebenarnya merupakan mekanisme pertahanan dasar tubuh terhadap
adanya serangan yang mengancam keadaan fisiologis tubuh. Proses
peradangan diawali dengan masuknya racun kedalam tubuh kita. Contoh
racun yang paling mudah adalah mikroorganisme penyebab sakit.
Mikroorganisme (MO) yang masuk ke dalam tubuh umumnya memiliki suatu zat
toksin/racun tertentu yang dikenal sebagai pirogen eksogen. Dengan
masuknya MO tersebut, tubuh akan berusaha melawan dan mencegahnya yakni
dengan memerintahkan tentara pertahanan tubuhantara lain berupa
leukosit, makrofag, dan limfosit untuk memakannya (fagositosit). Dengan
adanya proses fagositosit ini, tentara-tentara tubuh itu akan
mengelurkan senjata berupa zat kimia yang dikenal sebagai pirogen
endogen (khususnya interleukin 1/ IL-1) yang berfungsi sebagai anti
infeksi. Pirogen endogen yang keluar, selanjutnya akan merangsang
sel-sel endotel hipotalamus (sel penyusun hipotalamus) untuk
mengeluarkan suatu substansi yakni asam arakhidonat. Asam arakhidonat
bisa keluar dengan adanya bantuan enzim fosfolipase A2.
Proses selanjutnya adalah, asam
arakhidonat yang dikeluarkan oleh hipotalamus akan pemacu pengeluaran
prostaglandin (PGE2). Pengeluaran prostaglandin pun berkat bantuan dan
campur tangan dari enzim siklooksigenase (COX). Pengeluaran
prostaglandin ternyata akan mempengaruhi kerja dari termostat
hipotalamus. Sebagai kompensasinya, hipotalamus selanjutnya akan
meningkatkan titik patokan suhu tubuh (di atas suhu normal). Adanya
peningkatan titik patakan ini dikarenakan mesin tersebut merasa bahwa
suhu tubuh sekarang dibawah batas normal. Akibatnya terjadilah respon
dingin/ menggigil. Adanya proses mengigil ini ditujukan utuk
menghasilkan panas tubuh yang lebih banyak. Adanya perubahan suhu tubuh
di atas normal karena memang setting hipotalamus yang mengalami gangguan
oleh mekanisme di atas inilah yang disebut dengan demam atau febris.
Demam yang tinggi pada nantinya akan menimbulkan manifestasi klinik
(akibat) berupa kejang (umumnya dialami oleh bayi atau anak-anak yang
disebut dengan kejang demam)
Suhu Tubuh Normal
Tidak ada suhu inti yang dianggap
normal, karena pengukuran yang dilakukan sebagian besar orang yang sehat
memperlihatkan rentang suhu normal yang diukur per oral, mulai dari
dibawah 97ºF (36ºC) sampai lebih dari 99,5ºF (37,5ºC). Suhu inti normal
secara rata-rata umum adalah antara 98ºF dan 98,6ºF bila diukur per
oral, dan kira-kira 1ºF lebih tinggi bila diukur per rectal.
Suhu Inti dan Suhu Kulit
Suhu dari tubuh bagian dalam yaitu
“inti” dari tubuh dipertahankan sangat konstan, sekitar ±1ºF (±0,6ºC)
dari hari ke hari, kecuali bila seseorang mengalami demam. Bahkan pada
organ yang telanjang dapat terpajan dengan suhu yang rendah 55ºF atau
suhu yang tinggi sampai 130ºF dalam udara kering, dan tetap dapat
mempertahankan suhu inti yang hamper mendekati konstan. Mekanisme
pengaturan suhu tubuh menggambarkan system pengendalian yang dibuat
sangat baik.
Suhu kulit berbeda dengan suhu inti,
dapat naik turun sesuai suhu lingkungan. Suhu kulit merupakan suhu yang
penting apabila kita merujuk pada kemampuan kulit untuk melepaskan
panas ke lingkungan.
6. 3 Reseptor dalam Tubuh
• Sebagai mahluk hidup, hewan & manusia harus memiliki
kemampuan menanggapi rangsang atau stimulus
• Stimulus merupakan informasi yang dapat diterima oleh hewan &
manusia
• Stimulus dpt datang dari lingkungan luar_salinitas, suhu udara,
kelembaban, cahaya
• Stimulus dpt datang dari dalam tubuh_suhu tubuh, derajad
keasaman (pH) darah/cairan tubuh, kadar gula darah, kadar kalsium
dalam darah
• Alat penerima rangsang_reseptor, sedangkan alat penghasil
tanggapan disebut efektor
Mekanisme berkeringat
Kelenjar keringat diperlihat dalam bentuk tubular yang dibagi menjadi 2 bagian
1. Bagian yang bergelung di subdermis dalam menyekresi keringat
2. Bagian duktus yang berjalan
keluar melalui dermis dan epidermis kulit. Seperti juga pada kelenjar
lainnya, bagian sekretorik kelenjar keringat menyekresi cairan yang
disebut dengan secret primer /secret prekusor, kemudian konsemtrasi zat
dalam cairan tersebut dimodifikasi sewaktu cairan mengaliri duktus.
Sekret prekusor adalah hasil sekresi
aktif dari sel-sel epitel yang melapisi bagian yang bergelung dari
kelenjar keringat. Serabut saraf simpatis kolinergik berakhir pada
/dekat sel-sel kelenjar yang megeluarkan secret tersebut.
Komposisi secret prekusor mirip
dengan yang terdapat dalam plasma, namun tidak mengandung protein
plasma. Konsentrasi natrium sekitar 142 mEq/L dan klorida sekitar 104
mEq/L, dengan konsentrasi zat terlarut dlain yang lebih kecil bila
dibandingkan di dalam plasma. Sewaktu larutan ini mengalir di bagian
duktus kelenjar, larutan ini mengalami modifikasi melalui reabsorbsi
sebagian besar ion natrium dan klorida. Tingkat reabsorbsi ini
bergantung pada kecepatan berkeringat.
Apabila kelenjar keringat hanya
sedikit dirangsang, cairan prekusor mengalir melalui duktus dengan
lambat. Dalam hal ini, pada dasarnya semua ion natrium dan klorida
direabsorbsi, dan konsentrasi maisng-masing ion ini menurun menjadi
5mEq/L. Hal ini mengurangi tekanan osmotic cairan keringat tersebut
hingga nilai yang sangat rendah sehingga sebagian besar cairan kemudian
juga direbsorbsi, yang memekatkan sebagian besar kandungan unsure
lainnya. Oleh karena itu pada kecepatan berkeringat yang rendah,
kandungan unsure seperti urea, asam laktat, dan ion kaium biasanya
konsentrasinya sangat tinggi.
Sebaliknya apabila kelenjar keringat
dirangsang dengan kuat oleh system saraf simpatis, secret prekusor
dibentuk dalam jumlah yang banyak, dan duktus kini hanya mereabsorbsi
natrium klorida dalam jumlah yang lebih sedikit dari setengahnya,
konsentrasi ion-ion natrium dan klorida kemudian biasanya meningkat
(pada orang yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan iklim) sampai
tingkat maksimum sekitar 50 sampai 60 mEq/L, sedikit lebih rendah dari
setengah konsentrasinya di dalam plasma. Lebih lanjut lagi, keringat
mengalir melalui tubulus kelenjar begitu cepatnya, sehingga sedikit air
yang direabsorbsi. Oleh karena itu, konsentrasi unsure terlarut lainnya
dari keringat hanya sedikit meningkat, urea menjadi sekitar dua kali
dari plasma, asam laktat sekitar 4 kali dari plasma, dan kalium sekitar
1,2 kali.
Bila orang belum menyesuaikan diri
dengan iklim panas, ia akan mengalami kehilangan natrium klorida di
dalam keringat dalam jumlah yang bermakna. Kehilangan elektrolit akan
jauh lebih sedikit, meskipun kemampuan berkeringat telah ditingkatkan,
bila orang telah terbiasa dengan iklim tersebut, seperti berikut ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar